
WAKAFSUMUR.COM - Salah satu nikmat terbesar Allah yang patut disyukuri adalah ketersediaan air yang hingga kini masih dirasakan kebermanfaatannya. Namun di pelosok negeri, masyarakatnya kian berjuang demi mendapat akses air bersih yang kini sulit dijangkau. Salah satu aksi yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga ketersediaan air dengan tidak menggunakan secara berlebihan.
Kebermanfaatan Air dalam Aspek Kehidupan
Air menjadi anugerah Allah yang krusial dalam keberlanjutan hidup. Bahkan Al-Qur’an menggambarkan air sebagai sumber kehidupan yang diberikan kepada manusia. Ayat-ayatnya menegaskan bahwa air menjadi elemen penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.
Dalam islam, air menyimpan makna simbolis sebagai pembersih atau alat untuk bersuci. Praktek wudhu sebelum melaksanakan ibadah menjadi bagian integral dalam rutinitas harian umat muslim. Hal ini mencerminkan kesucian dan ketaatan kepada Allah melalui teladan yang diajarkan Rasulullah dengan selalu melakukan wudhu secara teratur.
Di samping sebagai media untuk wudhu, air juga dianggap sebagai sarana penyucian jiwa dan hati. Praktek mandi besar yang dianggap sebagai sarana membersihkan diri dari keadaan yang dianggap tidak suci.
Menjaga keseimbangan air menjadi amanah bagi setiap muslim. Yang mana dalam penggunaannya umat muslim diajarkan untuk tetap menjaga keseimbangan dan keadilan. Peran umat muslim sebagai khalifah di bumi mengemban tanggung jawab dalam menjaga keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam, termasuk salah satunya air.
Rasulullah telah bersabda agar manusia tidak boros dalam pemakaian air. Tindakan ini mencerminkan nilai sosial dan kepedulian terhadap sesama dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam akses air bersih yang mulai terbatas.
Air menjadi salah satu nikmat yang patut disyukuri. Dengan air, Allah menghidupkan negeri yang mati serta dengan air juga sebagai sarana untuk minum. Sudah sepatutnya umat muslim mengelola air dengan bijak dan tidak membiarkan air terkena pencemaran.
Air dianggap dapat menghidupkan suatu negeri karena proses daur ulang yang tiada henti. Dalam kondisi terik matahari, air menguap membentuk awan. Pada masa uap air dalam awan mencapai titik jenuh, ia akan turun sebagai air hujan yang menyuburkan makhluk hidup di bumi.
Siklus ini terus berputar, seakan menyadarkan akan kebesaran Allah dalam memberi kehidupan di bumi melalui setetes air. Namun tak semua menyadari akan hal ini, yang mungkin diingat hanya ketersediaan air bersih akan selalu terpenuhi sehingga tak masalah jika memakai air secara berlebihan.
Ancaman Kerusakan Kualitas Air yang Harus Diwaspadai
Belakangan ini, masyarakat global mengalami krisis air. Ketersediaan air bersih menjadi sulit pada beberapa daerah. Penyebab terjadinya krisis air ini bermacam-macam, mulai dari krisis iklim, ledakan populasi manusia, hingga penggunaan air secara eksploitatif oleh manusia.
Pembangunan yang tidak berorientasi pada pemeliharaan dan pemanfaatan air juga berpengaruh pada krisis air. Akibatnya terjadilah kelangkaan air, pencemaran air, hingga air tidak layak dikonsumsi. Dalam menjaga keberlanjutan hidup jangka panjang yang seimbang, umat muslim diharap untuk andil menjaga ketersediaan air bersih dengan pemakaian yang bijak.
Sifat kepedulian ini harus menjadi sumber nilai dalam pengelolaan air. Sumber daya air yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi hilangnya ketersediaan air bersih. Kerusakan kualitas dan kuantitas air ini mampu mengganggu keberlangsungan ekosistem yang seimbang.
Mengatasi hal ini, sudah sepatutnya umat muslim menjaga ketersediaan air bersih sebagai bukti syukur atas nikmat yang telah Allah dititipkan kepada makhluk hidup di bumi. Sebagai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu menutup kran ketika sudah tidak lagi digunakan, hal ini meminimalisir pemborosan air bersih.
Salah satu cara menjaga kualitas air adalah dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Pengelolaan sampah yang baik dilakukan agar tidak mencemari sumber air. Hindari juga produk yang mampu mencemari sumber air bersih. Pentingnya memilih produk ramah lingkungan yang tidak mengandung zat kimia berbahaya.
Dalam menjaga ketersedian air bersih, penting juga melakukan perbaikan kran yang bocor secara berkala. Pun dengan mematikan air di saat gosok gigi, mencuci muka, atau bahkan saat sedang mencuci piring. Dengan ini dapat meminimalisir pemborosan air bersih.
Menjaga ketersediaan air bersih sudah menjadi tanggung jawab setiap manusia di dunia ini. Demi keberlanjutan hidup di masa yang akan datang, tindakan kecil yang dilakukan secara konsisten ini akan memberikan dampak besar yang terus dirasakan kebermanfaatannya sepanjang hidup.
DITULIS OLEH: ANGGITA ARMANDIKA